Wednesday 28 January 2009

Sepuluh Peralatan Utama (The Ten Essentials)

Kesepuluh peralatan yang tercantum dibawah ini adalah alat-alat wajib yang harus dibawa pada saat kamu berpetualang di alam bebas apakah itu berkemah, mendaki gunung, panjat tebing dll. Dengan anggapan bahwa suatu saat kamu atau partner-mu akan menghadapi keadaan darurat daftar dibawah ini akan sangat membantu dalam mempermudah penanggulangan kondisi yang kritis dan berbahaya atau sebagai tindakan preventif terhadap akibat negatif yang bisa timbul di saat kamu diluar sana.

1. Navigasi: Map dan Kompas (Kemampuan dasar pengguanaan kedua alat tersebut sangat penting)
2. Perlindungan dari matahari: Lotion, kacamata hitam dan topi
3. Penghangat Tubuh: Pakaian tebal (down, wool atau fleece sweater), pasangan lawan jenis tidak termasuk disini lho, tapi kalo ada sih boleh juga tuh.
4. Cahaya penerang: lampu kepala (headlamp) sangat lebih disukai ketimbang senter/lentera.
5. Kotak P3K, harus lengkap dengan isinya dong
6. Api: Korek api biasa dan gas juga kalo ada alat membuat api seperti parafin
7. Peralatan untuk memperbaiki (repair kit and tools) : pisau lipat Swiss Army , duct tape, lem super
8. Nutrisi: makanan extra
9. Air extra
10. Tempat berlindung darurat/ Emergency shelter

Dikutip dari tebingcadas.com

Monday 26 January 2009

Panduan aman berkendara sepeda motor

Kecepatan dan Jarak Henti

Bila pengendara sepeda motor ingin menghentikan kendaraannya, pengendara menarik atau menginjak pedal rem. Tapi kendaraan pastinya tidak akan langsung berhenti namun butuh jarak lebih jauh dari titik pengendara tadi mengerem. Jarak ini disebut jarak berhenti. Jarak berhenti artinya jarak yang dibutuhkan kendaraan untuk berhenti total.

(Rumus: Empty distance + Braking distance).

1. Berkendaralah dengan normal
2. Naikkan gigi bertahap, tambah kecepatan bertahap
3. Remlah sebelum memasuki tikungan
4. Turunkan gigi
5. Pandangan mata sejalan arah tikungan
6. Badan dan motor miring ke arah dalam tikungan
7. Tambah kecepatan bertahap, naikkan gigi

Kurangi kecepatan sebelum memasuki tikungan karena bila kecepatan berlebihan bisa berakibat kendaraan keluar jalur sehingga bertubrukan dengan kendaraan lain dari arah berlawanan.

Tips Menikung
1. Sebelum memasuki tikungan kurangi kecepatan dengan engine brake dan dibantu rem depan dan belakang.
2. Memasuki tikungan, perhatikan permukaan jalan dan kerataannya, lalu cek kondisi lalu lintas. Tentukan kecepatan menikung.
3. Selama menikung, jaga kecepatan dan kemiringan sepeda motor anda. Pandangan harus ke depan.
4. Cek keamanan kondisi lalu lintas setelah keluar tikungan, kembali ke posisi berkendara seperti semula
5. Berkendaralah yang lurus.


Cara Menikung

- Pengendara dan sepeda motor harus selaras di tikungan
Menikung dengan sepeda motor bukan sekedar menggerakkan setang. Pengendara memiringkan sepeda motornya sambil menjaga keseimbangan sepeda motor dengan gaya gravitasi.

- Tikungan dan gaya geser
Secara fisika, saat objek benda menikung terjadi gaya geser ke luar. Oleh karena itu supaya menikung mulus, pengendara harus menjaga keseimbangan motor dari gaya geser keluar dengan gaya geser ke dalam. Cara menimbulkan gaya geser ke dalam, saat menikung sepeda motor agak dimiringkan sesuai kecepatan dan panjang tikungan. Bila keseimbangan ini
tidak dijaga, sepeda motor akan bergeser keluar jalur atau bergeser ke dalam hingga terjatuh. Maka itu, penting sekali mengurangi kecepatan saat menikung. Saat menikung,hindari mengerem atau menambah kecepatan secara tiba-tiba karena akan membuat ban kehilangan traksi dan menyebabkan kecelakaan.


- Berboncengan sambil menikung
Ketika berboncengan, gaya geser keluar lebih besar bila dibandingkan ketika
berdiri. Oleh karena itu, perlu kekompakkan pengendara dan pembonceng saat menikung. Pembonceng harus menyeimbangkan arah tubuh pengendara baik ketika pengendara mengerem maupun memasuki tikungan.


Tikungan dan Gaya Geser Keluar

3 prinsip gaya geser ke luar

1. Gaya geser ke luar 2 kali lebih besar dari kecepatan kendaraan.
2. Bila radius tikungan semakin pendek, gaya geser ke luar semakin besar.
3. Bila bobot kendaraan semakin besar, gaya geser ke luar semakin besar.


Dikutip dari http://www.suzuki-thunder.net



Mari Berkomitmen Untuk Mengendarai Sepeda Motor dengan Aman dan Nyaman

1. Pahami motor dan cara berkendara demi keamanan bersama.

2. Patuhi peraturan lalu lintas dan hormati pengendara lain.

Nyalakan Lampu Sepeda Motor Anda

Walau siang, nyalakan lampu sepeda motor anda supaya terdeteksi kendaraan lain.

Tips Memilih Pakaian

Pakaian berkendara bermanfaat untuk meminimalisasi cedera atau luka bila sewaktu-waktu
pengendara jatuh dari motor.

1. Pilih jaket atau celana panjang yang mampu menutupi badan atau lengan secara menyeluruh.

2. Pakaian berkendara harus nyaman dan tidak boleh mengganggu gerak pengendara.

3. Hindari pakaian berkendara yang ketat.

4. Pilihlah jaket yang jahitannya rapat-rapat.

Tips Memilih Perlengkapan Berkendara

Jaket
1. Pilih yang ringan dan nyaman dipakai (tidak mengganggu gerak tubuh).

2. Tidak tembus angin.

3. Hindari memakai jaket dengan renda di sekitar lengan.

4. Pilihlah jaket yang jahitannya rapat-rapat.

Helm
1. Pilih yang sudah diakui oleh Standar Nasional Indonesia (SNI).

2. Berwarna mencolok dan terang.

3. Hindari helm bekas terbentur benda keras, berbobot berat, terlalu sempit dengan kepala.

Kaca mata
1. Pilih yang ringan dan pas denga ukuran wajah.

2. Pandangan mata tidak terganggu.

3. Warna yang agak muda.

Sarung tangan
1. Pilih yang tidak mengganggu gerak jari anda.

2. Tidak menjadi kaku bila menyerap keringat.

Sepatu
Sepatu yang paling baik adalah jenis boot yang dibuat khusus untuk pengendara motor.

1. Pilih yang ada haknya.

2. Hindari sepatu bertali.

3. Pilih sepatu yang solnya tidak terlalu tebal.

Kemampuan pengendara lain memantau pengendara motor sesuai warna pakaiannya di malam hari.

Kenakanlah Helm
Helm Melindungi Kepala Pengendara
Penyebab kematian pengendara sepeda motor yang paling banyak ketika mengalami kecelakaan adalah benturan keras di daerah kepala dan wajah. Kami himbau kepada pengendara agar mengenakan helm ketika mengendarai sepeda motor tanpa alasan apa pun.

Kenakanlah helm khusus untuk mengendarai sepeda motor. Pakailah helm yang benar.
1. Hindari helm tanggung yang hanya menutupi sebagian kecil kepala (helm proyek).
2. Hindari memakai helm yang mengganggu pandangan mata.
3. Pastikan tali helm sudah terpasang dengan benar.
4. Gunakan hanya helm yang mempunyai standar dan kualitas.
5. Gunakan pelindung mata dalam berkendara.

Dikutip dari http://www.suzuki.net


Lakukan Pemanasan Ringan Sebelum Anda Berkendara
Saat anda berkendara pada situasi tertentu, anda perlu mengambil tindakan atau reflek secara tiba-tiba demi mengantisipasi bahaya. Oleh karena itu, kami sarankan anda melakukan pemanasan sebelum berkendara guna melemaskan otot dan mempersiapkan hati anda.
Khususnya pada pagi hari dimana kondisi badan masih berada dalam kondisi bangun tidur sehingga perlu waktu sampai pada kondisi siap beraktivitas.

Cek Item Berikut:
a. Kekencangan mur, baut dan komponen lain
b. Aki
c. Setang
d. Kaca spion
e.Lampu sein depan & belakang
f. Jarak main kopling
g. Rem
h. Mesin
i. Rantai
j. Tekanan angin ban
k. Oli
l. Bensin

Periksa kendaraan

Cek Kendaraan Secara Berurut
Ketika mengecek kendaraan, lakukanlah urutan cek yang sama setiap hari untuk menghindari luput cek. Buatlah list cek sepeda motor anda sehingga anda hafal urutannya.

Servis Harian dan Periodik
Servis harian merupakan tanggung jawab setiap pengendara sepeda motor cc kecil maupun besar. Servis periodik dilakukan oleh mekanik yang ditunjuk oleh pabrikan. Item yang diservis berbeda-beda, ada yang setiap 6 bulan , ada pula yang setiap 1 tahunan. Hasil servis periodik yakni kerusakan fatal sepeda motor bisa diminimalkan.

MEMAHAMI PETA TOPOGRAFI

A.MEMBACA GARIS KONTUR
Punggungan Gunung
Punggungan gunung merupakan rangkaian garis kontur berbentuk huruf U dimana Ujung dari huruf U menunjukan tempat atau daerah yang lebih pendek dari kontur diatasnya.
Lembah atau Sungai
Lembah atau sungai merupakan rangkaian garis kontur yang berbentuk n (huruf V terbalik) dengan Ujung yang Tajam.
Daerah landai datar dan terjal curam
Daerah datar/landai garis konturnya jarang, sedangkan daerah terjal/curam garis konturnya rapat.



B. MENGHITUNG HARGA INTERVAL KONTUR
Pada peta skala 1:50.000 dicantumkan interval konturnya 25 meter. Untuk mencari interval kontur berlaku rumus 1/2000 x skala peta. Tapi rumus ini tidak berlaku untuk semua peta, pada peta GUNUNG MERAPI/1408-244/JICA TOKYO-1977/1:25.000, tertera dalam legenda peta interval konturnya 10 meter sehingga berlaku rumus 1/2500 x skala peta. Jadi untuk penentuan interval kontur belum ada rumus yang baku, namun dapat dicari dengan:

Cari dua titik ketinggian yang berbeda atau berdekatan. Misalnya titik A dan B
Hitung selisih ketinggiannya (antara A dan B)
Hitung jumlah kontur antara A dan B
Bagilah selisih ketinggian antara A-B dengan jumlah kontur antara A-B hasilnya adalah interval kontur.

C. UTARA PETA
Setiap kali menghadapi peta topografi, pertama-tama carilah utara peta tersebut. selanjutnya lihat judul peta (judul peta selalu berada pada bagian utara, bagian atas dari peta). Atau lihat tulisan nama gunung atau desa di kolom peta, utara peta adalah bagian atas dari tulisan tersebut.

D. MENGENAL TANDA MEDAN
Selain tanda pengenal yang terdapat pada legenda peta, untuk keperluan orientasi harus juga digunakan bentuk-bentuk bentang alam yang mencolok di lapangan dan mudah dikenal di peta, disebut Tanda Medan. Beberapa tanda medan yang dapat dibaca pada peta sebelum berangkat ke lapangan, yaitu:

Lembah antara dua puncak
Lembah yang curam
Persimpangan jalan atau ujung desa
Perpotongan sungai dengan jalan setapak
Percabangan da kelokan sungai, air terjun, dan lain-lain
Untuk daerah yang datar dapat digunakan, persimpangan jalan dan percabangan sungai, jembatan dan lain-lain.

E. MENGGUNAKAN PETA
Pada perencanaan perjalanan dengan menggunakan peta topografi, sudah tentu titik awal dan titik akhir akan diplot di peta. Sebelum berjalan catatlah:

Koordinat titik awal (A)
Koordinat titik tujuan (B)
Sudut peta antara A - B
Tanda medan apa saja yang akan dijumpai sepanjang lintasan A - B
Berapa panjang lintasan antara A - B dan berapa kira-kira waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan lintasan A - B
Yang perlu diperhatikan dalam melakukan suatu operasi adalah.

Kita harus tahu titik awal keberangkatan kita, balk di medan maupun di peta
Gunakan tanda medan yang jelas balk di medan dan peta
Gunakan kompas untuk melihat arah kita, apakah sudah sesuai dengan tanda medan yang kita gunakan sebagai patokan, atau belum.
Perkirakan berapa jarak lintasan. Misalnya, medan datar 5 km ditempuh selama 60 menit dan medan mendaki ditempuh selama 10 menit.
Lakukan orientasi dan resection, bila keadaannya memungkinkan.
Perhatikan dan selalu waspada terhadap adanya perubahan kondisi medan dan perubahan arah perjalanan, menyeberangi sungai, ujung lembah dan lainnya-lainnya.
Panjang lintasan sebenarnya dapat dibuat dengan cara, pada peta dibuatkan lintasan dengan jalan membuat garis (skala vertikal dan horisontal) yang disesuaikan dengan skala peta. Gambar garis lintasan tersebut (pada peta) memperlihatkan kemiringan lintasan juga penampang dan bentuk peta. Panjang lintasan diukur dengan mengalikannya dengan skala peta, maka akan didapatkan panjang lintasan sebenarnya.

F. MEMAHAMI CARA PLOTTING DI PETA
Plotting adalah menggambar atau membuat titik, membuat garis dan tanda-tanda tertentu di peta. Plotting berguna bagi kita dalam membaca peta. Misalnya Tim Camp berada pada koordinat titik A (3989 : 6360) + 1400 m dpl. Basecamp memerintahkan tim Camp agar menuju koordinat titik T (4020 : 6268) + 1301 m dpl. Maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:

Plotting koordinat T di peta dengan menggunakan konektor. Pembacaan dimulai dari sumbu X dulu, kemudian sumbu Y, didapat (X:Y).
Plotting sudut peta dari A ke T, dengan cara tarik garis dari A ke T, kemudian dengan busur derajat/kompas orientasi ukur besar sudut A - T dari titik A ke arah garis AT. Pembacaan sudut menggunakan sistem Azimuth (0" - 360°) searah putaran jarum jam. Sudut ini berguna untuk mengorientasikan arah dari A ke T.
Interprestasi peta untuk menentukan lintasan yang efisien dari A menuju T. Interprestasi ini dapat berupa garis lurus ataupun berkelok-kelok mengikuti jalan setapak, sungai ataupun punggungan. Harus dipahami betul bentuk garis-garis kontur. Plotting lintasan dan memperkirakan waktu tempuhnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu tempuh:
Kemiringan lereng dan Panjang lintasan
Keadaan dan kondisi medan (misalnya hutan lebat, semak berduri atau pasir)
Keadaan cuaca rata-rata
Waktu pelaksanaan (pagi, siang atau malam)
Kondisi fisik dan mental serta perlengkapan yang dibawa.

G. MEMBACA KOORDINAT
Cara menyatakan koordinat ada dua cara, yaitu:

Cara koordinat peta
Menentukan koordinat ini dilakukan diatas peta dan bukan dilapangan. Penunjukan koordinat ini meggunakan:
Sistem Enam Angka, misalnya: koordinat titik A (374:622), titik B (377:461)
Cara Delapan Angka, misalnya: koordinat titik A (3740:6225), titik B (3376:4614)
Cara Koordinat Geografis
Untuk Indonesia sebagai patokan perhitungan adalah Jakarta yang dianggap 0 atau 106° 44' 27,79". Sehingga di wilayah Indonesia awal perhitungan adalah kota Jakarta. Bila di sebelah barat Jakarta akan berlaku pengurangan dan sebaliknya. Sebagai patokan letak lintang adalah garis ekuator (sebagai 0). Untuk koordinat geografis yang perlu diperhatikan adalah petunjuk letak peta.

H. SUDUT PETA
Sudut peta dihitung dari utara peta ke arah garis sasaran searah jarum jam. Sistem pembacaan sudut dipakai Sistem azimuth (0° - 360°). Sistem Azimuth adalah sistem yang menggunakan sudut-sudut mendatar yang besarnya dihitung atau diukur sesuai dengan arah jarum jam dari suatu garis yang tetap (arah utara). Bertujuan untuk menentukan arah-arah di medan atau di peta serta untuk melakukan pengecekan arah perjalanan, karena garis yang membentuk sudut kompas tersebut adalah arah lintasan yang menghubungkan titik awal dan akhir perjalanan. Sistem perhitungan sudut dibagi menjadi dua berdasarkan sudut kompasnya.

I. AZIMUTH SUDUT KOMPAS
Back azimuth: bila sudut kompas > 180° maka sudut kompas dikurangi 180°. Bila sudut kompas < 180 =" 37,1km" km =" 3.710.000" 1km =" 3.710.000" 000 =" 74,2" 1 =" 1.855.000cm">

From:GARUDA PALA

Arung Jeram,

LAIN JERAM LAIN PENGARUNGNYA

Dalam arung jeram, selain ketidaklengkapan peralatan pengaman dan kurangnya pengetahuan dasar, kesalahan menyiasati sungai berjeram sangat berpotensi menimbulkan petaka. “Masing-masing sungai memiliki tingkat kesulitan berbeda-beda,” kata Lody Korua. Karena itu, tingkat keterampilan seseorang ikut menentukan karakter sungai macam apa yang boleh diarungi jeram-jeramnya.

Menurut American Whitewater Affiliation’s (AWA), ada enam kelas sungai berdasarkan tingkat kesulitannya dilihat dari besar-kecilnya riam.

Kelas I, adalah easy. Aliran airnya cepat dengan riam kecil. Ada halangan di sana-sini, tapi pada prinsipnya mudah diarungi dengan sedikit latihan.

Kelas II, novice. Ada sedikit riam serta lorong lebar dan lurus. Pada tempat-tempat tertentu diperlukan manuver, tapi riam kecil dan batuan mendongak dengan mudah dilalui oleh pendayung terlatih.

Kelas III, intermediate. Aliran dengan riam sedang dan tidak beraturan yang mungkin sulit untuk dihindari. Cipratan air yang terjadi bisa membanjiri perahu. Berhubung harus melakukan manuver yang rumit dalam arus yang deras, perlu pengendalian kapal oleh pendayung mumpuni. Gelombang besar dan hempasan jeram bisa muncul, tetapi bisa dihindari. Contoh kelas ini adalah Sungai Ayung di Bali dan Citarik di Sukabumi, Jawa Barat, meski ada yang menilainya masuk kelas III plus.

Kelas IV, advanced. Beriam sangat cepat dengan hole dan bebatuan, tapi bisa diprediksi kelakuannya. Diperlukan pengendalian khusus terutama dalam pusaran air. Manuver yang dilakukan sangat cepat dan penumpang harus siap di bawah tekanan. Contoh untuk kelas ini adalah Sungai Sa’dang di Sulawesi Selatan.

Kelas V, expert. Sungai ini memiliki riam panjang dan besar dengan gelombang serta hole yang tidak bisa dihindari. Sungai kelas ini sangat riskan untuk dibisniskan. “Kalau pun boleh, perlengkapannya harus benar-benar aman bagi penumpangnya,” tambah Lody.

Kelas VI, merupakan kelas tertinggi, extreme. Sangat berbahaya dan tim penyelamat harus siap siaga. Kelas ini hanya khusus bagi pengarung jeram yang benar-benar pakar.
Pemahaman kelas sungai sangat penting, sebab seperti halnya manusia, itulah karakter dan jiwa sungai. Dengan memahami dan mengerti kelas sungai, pengarung jeram tidak seperti masuk sungai tak bertuan.

ARUNG JERAM BUKAN OLAHRAGA MAUT

Olahraga ataupun wisata arung jeram, yang sempat dicap sebagai olahraga “pembawa maut” itu, ternyata tidak seseram yang diduga banyak orang. Asalkan, segala persyaratan minimal dipenuhi.

Berbagai kabar kecelakaan yang menelan korban jiwa dalam kegiatan olahraga arung jeram masih membayang dalam benak ketika muncul ajakan menjajal olahraga air yang dicap sebagai “olahraga maut” itu. Bayangan itu makin kuat manakala pemandu arung jeram di Sungai Citarik, Jawa Barat, menyampaikan briefing menjelang pengarungan sungai itu dimulai. Ketika aba-aba “Maju!” diteriakkan si pemandu, nyali terpaksa dikuat-kuatkan untuk mengusir bayangan menyeramkan itu.

Napas pun lega sesampai di garis finis. Ternyata olahraga mengarungi jeram-jeram sungai deras di atas perahu karet itu tak seseram yang dibayangkan. Bahkan muncul excitement yang tak terperikan nikmatnya untuk dirasakan. Pemandangan sekitar sungai yang berhulu di kaki Gunung Halimun dan jauh berbeda dengan suasana di kota itu pun menjadi kenikmatan lain. Alhasil, sayang kalau ajakan ikut merasakan sensasi berarung jeram itu ditolak.

Akibat kesalahan elementer
Tak mengherankan kalau kebanyakan orang serta merta menolak ajakan mengikuti kegiatan olahraga rafting ini. Sebab, ia sudah telanjur dicap sebagai olahraga “pembawa maut” menyusul berbagai event olahraga yang dipopulerkan di tanah air sejak 1970-an acap berakhir dengan timbulnya korban jiwa. Citarum Rally yang diselenggarakan kelompok pencinta alam dari Bandung, misalnya, berakhir dengan menelan tujuh korban jiwa, sekaligus!

Penyebab peristiwa tragis itu sangat elementer dan naif. Para peserta minim pengetahuan, pengalaman, dan peralatan penunjang. Minimnya pengetahuan tampak pada peserta yang mengikat tubuhnya pada perahu. “Begitu perahu terbalik, mereka tak bisa berbuat apa-apa. Alhasil, seluruh penumpangnya meninggal,” ujar Lody Korua, direktur utama PT Lintas Jeram Nusantara, pengelola biro wisata arung jeram, Arus Liar, antara lain untuk Sungai Citarik, Jawa Barat. Ibarat orang yang baru belajar naik sepeda motor, tiba-tiba langsung ikut balapan, tanpa perlengkapan memadai lagi! “Kalau perlengkapannya memadai, paling-paling yang hancur motor dan perlengkapannya. Tapi ini, helm saja tidak pakai. Ya, wajar dong kalau timbul korban,” tambah pria mantan pengarung jeram profesional dari Mapala UI.

Reputasi olahraga arung jeram di tanah air langsung terpuruk dengan adanya peristiwa-peristiwa itu. Perkembangannya pun lalu tersendat-sendat. Berbagai izin perlombaan dipersulit, bahkan sempat dilarang.

Ketika pada 1980-an beberapa kelompok orang mencoba menghidupkan kembali kegiatan olahraga ini, korban masih saja berjatuhan, beruntun lagi! Penyebabnya sama, soal keterampilan dan peralatan. Atau, kesalahan menyiasati karakter sungai berjeram yang diarungi (baca pula Lain Jeram Lain Pengarungnya).

Masih belum “kapok” juga, sekitar awal dekade 1990-an, kata Lody, diselenggarakan Lomba Kali Progo II. Izin dari polisi maupun pemda setempat tak ada, tapi pihak berwenang juga tidak melarang. “Bikin saja, kita pura-pura tidak tahu,” demikian kata mereka. Lomba itu pun pada akhirnya menyisakan cerita tragis tentang meninggalnya empat orang: dua penonton dan dua peserta sewaktu latihan. Penonton yang tewas itu karena ikut-ikutan berarung jeram menggunakan ban dalam mobil!

Lembaran hitam masih terus membayangi kegiatan itu. Sebulan setelah peristiwa di Kali Progo, ekspedisi Sungai Mamberamo - gabungan Kopassus dan sebuah klub pecinta alam - menambah panjang daftar noktah hitam dunia arung jeram dengan meninggalnya tujuh anggota ekspedisi. Dua korban sempat ditemukan mayatnya, lainnya hilang.

Ketinggalan 10 tahun
Dari segi risikonya, arung jeram memang termasuk olahraga high risk. “Namun olahraga ini ‘kan sama saja dengan olahraga menantang maut lainnya, semisal terjun payung,” kata Lody. Jadi, kalau mau jujur, kesalahan bukan terletak pada olahraganya, tetapi manusianya! Apalagi, Lody mengakui, dunia arung jeram Indonesia sebenarnya terlambat 10 tahun dibandingkan dengan negara lain macam Amerika Serikat, misalnya. Selama itu tentu sudah banyak diterbitkan buku pintar soal arung jeram. “Tapi mungkin kendala bahasa membuat kita belajar sendiri,” ungkap lelaki berusia kepala empat ini.

Di AS rafting termasuk olahraga populer, dan bahkan laris dibisniskan. Di Colorado, misalnya, bisnis di bidang ini termasuk penyumbang terbesar pendapatan negara bagian itu. Bahkan, olahraga air ini sempat menggugah inspirasi sutradara Curtis Hanson untuk menjadikannya sebagai setting background dalam film River Wild yang dibintangi Meryl Streep. “Arung jeram bukan seperti sepeda gunung yang mengikuti trend saja,” kata suami Amalia Yunita ini.

Sementara arung jeram di beberapa negeri lain sudah begitu maju dan bahkan menyumbang devisa, di tanah air malah menghasilkan korban. Maka suatu ketika berkumpullah para pencinta dan pelaku arung jeram dari berbagai klub guna membentuk wadah organisasi yang kemudian diberi nama Federasi Arung Jeram Indonesia. Wadah ini mencoba menyatukan persepsi tentang seluk-beluk olahraga arung jeram di antara mereka.

Sebelumnya, menurut Lody, masing-masing klub memiliki pengertian dan persepsinya sendiri. Malah ada yang punya pandangan, penyebab kecelakaan itu gara-gara unsur supranatural. “Kalau ada korban di sungai anu, ada yang bilang, ‘Wah, sungainya angker!’ Aneh ‘kan itu?” cerita Lody sembari menambahkan, hingga saat ini sudah terbentuk delapan pengda (pengurus daerah).

Bersamaan dengan itu pada tahun 1992 bisnis arung jeram mulai menapak. Tapi sebenarnya, cikal bakal bisnis arung jeram sudah dimulai oleh Sobek International di penghujung dekade 1980-an. Ketika itu mereka menggarap jeram Sungai Alas di Aceh. (Sobek International yang bermarkas di Colorado, AS, terdiri dari sekumpulan rafter profesional yang melanglang buana mencari jeram potensial untuk dibisniskan. Setiap kali menemukan jeram potensial, mereka akan mendidik guide alias pemandu dari daerah sekitar sampai terampil sebelum mereka pergi mencari jeram baru di tempat lain.)

Mulanya, peminat arung jeram kebanyakan para ekspatriat dan wisatawan asing yang sudah mengenal lebih dulu olahraga itu di negeri asalnya. Para ekspatriat inilah yang mendorong Lody mulai membisniskan jeram. “Saya sudah memiliki dua perahu dan teman-teman warga asing di Jakarta itu siap membantu pendanaannya. Mereka juga yang meyakinkan saya, ketika saya pesimistis dengan bisnis ini,” cerita Lody, kelahiran Surabaya dan besar di ibukota. Namun lambat laun olahraga arung jeram memancing minat orang kita untuk mencoba.

Kunci selamat, aba-aba pemandu
Arung jeram sebenarnya perpaduan antara olahraga, rekreasi, petualangan, dan pendidikan. Unsur rekreasi terletak pada usaha mengatasi rasa takut. Selain itu, alam sekitar sungai juga menyuguhkan pemandangan yang lain dengan suasana keseharian bagi orang kota; suasana yang bisa menyegarkan pikiran yang sehari-hari sarat dengan rutinitas. Berbasah-basah ria sambil terpapar sinar matahari merupakan sensasi rekreatif lain yang jarang dialami dalam kehidupan sehari-hari.

Peminat arung jeram, apalagi yang baru pertama kali nyebur, rata-rata merasa gamang. Mereka was-was menghadapi kemungkinan terlempar dari perahu. Karena itu pengarung jeram dituntut selalu waspada untuk siap menerima situasi yang tak terduga. Inilah antara lain sifat kepetualangannya.

Unsur pendidikan terletak pada tuntutan kerja sama antarpenumpang perahu. Dalam arung jeram tak dikenal istilah penumpang VIP atau bukan VIP. Semua sama-sama menggunakan helm, memegang dayung, dan menggunakan pelampung. Semua harus tunduk pada aba-aba sang pengemudi alias pemandu yang duduk di belakang karena dialah yang bertanggung jawab atas keselamatan penumpang.

Tak mudah untuk bisa menjadi pemandu arung jeram. Dalam situasi ekstrem, ia dituntut mampu melajukan perahu tanpa bantuan penumpang lain. Arus Liar, misalnya, melatih para pemandu selama dua bulan untuk latihan dasar. Tapi itu pun tergantung kemampuan individu. “Ada yang selama delapan bulan masih menjalani pelatihan,” kata anak tunggal Wim Korua dan A.D.R. Rambitan itu. Selama itu mereka belum boleh membawa penumpang tapi hanya mengapungkan perahu rescue. “Dengan begitu mereka tahu daerah mana saja yang rawan dan bagaimana tindakan penyelamatannya,” tambah Lody.

Sebagai pemandu, mereka dituntut untuk menularkan ilmunya kepada peserta arung jeram dalam waktu sekitar seperempat jam. Langkah ini sangat menentukan sukses tidaknya pengarungan nantinya. Kepiawaian pemandu mengurangi rasa takut, menekankan pentingnya kerja sama, dan meminta partisipasi tenaga calon penumpang akan sangat membantunya, terutama ketika melewati jeram berbahaya.

Kunci keselamatan dalam berarung jeram hanya satu, ikuti instruksi pemandu. Aba-aba itu tidak banyak, maju, mundur, kiri, kanan, stop, dan boom. “Maju” atau “mundur” berarti mendayung perahu ke depan atau ke belakang. “Kiri” atau “kanan” artinya hanya penumpang sisi kiri atau sisi kanan perahu yang boleh mendayung. “Stop” memerintahkan seluruh penumpang berhenti mendayung dan dalam posisi siap, yakni dayung (padle) dipangku dan ujungnya dipegang dengan telapak tangan. Sedangkan boom itu aba-aba untuk menyuruh penumpang merunduk karena di depan ada alangan yang mengancam kepala penumpang.

Di luar itu, pengetahuan soal perilaku sungai amatlah penting. Apa yang ditulis oleh Raymond Bridge, salah seorang gembong arung jeram dunia, menyuratkan hal itu, “Hal paling penting menyelamatkan nyawa selama rafting adalah mengenali diri sendiri serta memperhatikan sesuatu yang belum diketahui. Sungai punya berbagai tipu daya … pelajari hal itu dengan seksama.”

Dari sebuah buku pintar rafting ada hal yang harus diingat selama berarung jeram, yakni RIDE: Read (membaca), Identify (mengenal), Decide (memutuskan), Execute (melaksanakan). Jadi, selama berjam-jam berarung jeram, setiap penumpang dituntut selalu waspada terhadap jalur pengarungan sambil mengenali medan di sekitarnya. Pada saat tertentu mereka harus menentukan tindakan sambil melaksanakannya, semisal aba-aba dari kapten (kapten merupakan istilah yang biasa dipakai dalam arung jeram profesional. Sedangkan dalam wisata arung jeram, kapten disebut pemandu).

Kejadian di Sungai Unda, Klungkung, Bali, awal 1996 bisa menjadi cermin, betapa petaka di sungai seperti pencuri yang datang tanpa permisi. Dua puluh delapan penumpang dalam enam perahu cerai-berai lantaran air deras tiba-tiba saja datang dari buritan. Tiga wisatawan asing asal Hongkong tewas dan sekurangnya empat wisatawan lainnya cedera. Petaka terjadi lantaran di daerah hulu sungai turun hujan deras. Padahal, cuaca di tempat mereka berarung jeram cukup cerah.

Dari mulut ke mulut
Saat ini sudah banyak perusahaan wisata arung jeram. Namun, menurut Lody, banyak pula yang sudah tinggal nama. Di Jakarta saja ada sekitar lima perusahaan antara lain Arus Liar, BJ’s Rafting, dan Cherokee. Mereka menggarap jeram-jeram sungai di Jawa Barat, seperti Sungai Cimandiri, Citarik, dan Cikandang. Sementara di Bali, bisnis jeram yang sudah sejak 1988 ada sekitar sembilan operator dengan daerah operasi Sungai Ayung dan Unda.

Tidak gampang memang membisniskan jeram. Tak bisa pula dipungkiri, arung jeram lebih berisiko dibandingkan dengan olahraga menantang maut lainnya, semisal bungy jumping. Perilaku alam menjadi tantangan yang harus dijinakkan. Untuk itu pengenalan karakter dan jeram sungai menjadi sangat vital dan bisa memakan waktu lama. Sobek Bina Utama di Bali, misalnya, menghabiskan waktu dua tahun untuk pengenalan dan uji coba sampai akhirnya bisa “menjual” jeram Sungai Ayung (27 km utara Denpasar) kepada wisatawan.

Peminat olahraga wisata arung jeram harus merogoh kocek relatif dalam. Sebagai gambaran, wisata arung jeram di Sungai Citarik, Sukabumi, misalnya, mereka harus membayar Rp 97.000,- per kepala untuk paket setengah hari (jarak tempuh 11 km), atau Rp 175.000,- per kepala untuk paket dua hari (23 km). Semua itu paket biaya di akhir pekan atau hari libur, sudah termasuk fasilitas perlengkapan arung jeram, pemandu, makan siang, minuman di perjalanan, transporatsi lokal, asuransi, dan sertifikat. Mahasiswa mendapat biaya khusus, kecuali hari libur. Satu perahu memuat minimal empat orang di luar pemandu.

Perlengkapan yang harus dibawa peserta berupa sandal gunung, T-shirt, celana, kacamata hitam, krim pelindung matahari, dan baju ganti.

Awalnya, pangsa pasar arung jeram adalah wisatawan asing. Itu sebabnya arung jeram di Bali sudah sejak lama bisa dijual.

Sedangkan bisnis arung jeram di sungai-sungai di Jawa Barat itu pada saat yang sama belum menjanjikan. Antara lain karena peminat arung jeram, yang sebagian besar warga Jakarta, baru bisa melakukan kegiatannya pada akhir pekan atau hari libur.

Namun, setelah pasar atau peminat mulai tumbuh - tidak terbatas warga asing - muncullah BJ’s Rafting yang mencoba mengelola bisnis arung jeram di Sungai Citarik setelah melakukan survai selama 1990 - 1993. Kegiatan arung jeram di sungai itu pun dulunya dilakukan oleh pencinta arung jeram yang sesekali melibatkan warga asing. Begitu pasar semakin tumbuh - lewat promosi dari mulut ke mulut atau brosur yang dibagikan ke berbagai perusahaan di sepanjang Jl. Thamrin dan Jl. Sudirman, Jakarta - bermunculanlah perusahaan wisata arung jeram. Salah satunya Arus Liar, yang merupakan “sempalan” dari BJ’s Rafting.

Sebenarnya banyak sungai berjeram di Indonesia yang berpotensi untuk dijual. Di Jawa Tengah, selain Sungai Progo, ada Sungai Serayu yang belum lama ini digunakan sebagai ajang lomba arung jeram. Di Lumajang, Jawa Timur, terdapat Sungai Ireng-ireng dan sudah mulai dilirik investor.

Nah, daripada hanya membayangkan nikmatnya berarung jeram ria, kenapa tidak mencoba saja?

ARUNG JERAM - Dari Bertualang hingga Bertamasya

Lama digeluti sebagai hobi, arung jeram berkembang menjadi wisata komersial sejak era sembilan puluhan. Berawal dari kenekatan segelintir pehobi, wisata pemicu adrenalin itu terus menggeliat. Operator-operator baru bermunculan. Mau tak mau, persaingan pun kian menajam. Agar bisa bertahan, dibutuhkan kejelian melihat animo pasar. Itu sebabnya, para operator membuat paket menarik untuk merayu konsumen. Yang pasti, wisatawan tak lagi sekadar menikmati ”galaknya” arus sungai yang sampai berbuih-buih itu.

Para petualang bersorak saat mengarungi jeram Sungai Cikandang.

Masyarakat di Sungai Citarik percaya , pernah ada seorang ibu yang sedang mencuci di sungai kehilangan anaknya karena dimakan ikan. Lokasi hilangnya anak tersebut kemudian dinamai Desa Cigelong (Ci = air, gelong = tertelan). Desa Cigelong saat ini menjadi meeting point dan start arung jeram yang diselenggarakan oleh operator Arus Liar, di Sukabumi Jawa Barat.
Masyarakat di seputar Citarik masih percaya bahwa pelaku kejahatan yang menyeberang Sungai Citarik pasti akan tertangkap. Mitos dan kepercayaan menjadi kekayaan batin penduduk di desa-desa sepanjang aliran Sungai Citarik.
Di sepanjang Sungai Citarik terdapat empat operator arung jeram. Pada mulanya hanya BJ’S di tempat ini. Lalu ada Arus Liar, Ardis dan Selaras. Dan pernah ada operator Citra tetapi kini sudah kolaps.
Arung jeram dewasa ini bukan lagi olahraga air yang asing bagi masyarakat. Sudah dikenal oleh pecinta alam sejak dekade 70-an. Pasalnya pada awalnya kegiatan arung jeram sempat bercitra buruk. Olahraga alam yang berisiko mencabut nyawa. Ini karena Citarum Rally yang menelan korban tujuh orang tewas pada tahun 1975.
”Waktu itu, reputasi arung jeram jadi sangat jelek. Musibah itu bisa terjadi karena banyak orang belum tahu arung jeram. Sama saja kita nggak bisa bawa motor terus disuruh ikut balap motor,” kenang Lody Korua, Direktur Utama PT Lintas Jeram Nusantara, pengelola Arus Liar, di Sungai Citarik, Sukabumi.
Lody yang bekerja bersama istrinya ini memulai usaha itu pada tahun 1995. Berawal dari hobi, kini usahanya berkembang pesat. Padahal dulu, tamu-tamu yang datang hanya segelintir pekerja asing di Indonesia. Kini, wisatawan lokal justru menjadi pasar utamanya.
Diungkapkan pula oleh surpervisor Arus Liar, Komarudin, pilihan Sungai Citarik ditempuh melalui survei panjang. Setelah dua tahun mengadakan survei yang dilakukan di banyak sungai, pilihan akhirnya jatuh pada sungai ini yang berhulu di Taman Nasional Gunung Halimun. Harapannya, debit sungai diperkirakan tidak terpengaruh di musim kemarau. Tetapi ternyata dalam satu tahun Arus Liar praktis hanya mampu beroperasi selama 8 bulan saja. Penebangan hutan menjadi salah satu faktor turunnya debit air di sepanjang Sungai Citarik.
Pada waktu Lody memulai kegiatannya, peralatan masih seadanya. Sekarang peralatan berkembang. Namun hingga saat ini mereka masih memesan peralatan dari luar negeri.


Paket Wisata
Arus Liar membagi jarak tempuh paket wisata arung jeram. Misalnya saja rafting sepanjang 13 kilometer dari meeting point menuju ke Desa Cikadu pelabuhan Ratu. Atau paket rafting yang dimulai dari Parakan Telu menuju ke Desa Citangkolo Kecamatan Cikidang sepanjang delapan kilometer. Dan paling pendek rute empat kilometer yang ditempuh selama satu jam.
Menyadari bahwa jualannya sangat terpengaruh oleh faktor alam, Lody Korua berimprovisasi mengembangkan jenis kegiatan lain. Pelanggan yang datang berulang, repeat customer, maka alternatif petualangan alam lain yang mereka pikirkan. Akhirnya diadakan fasilitas untuk kegiatan paintball (main perang-perangan seperti perang sungguhan), off-road (jalan-jalan di gunung naik jip), trekking (jalan-jalan di lereng gunung), berkemah, menginap di delta Citarik dalam rumah sederhana berbentuk saung, dan yang terakhir adalah fasilitas petualangan buat anak-anak.
Di tengah persaingan usaha yang cukup ketat, Arus Liar menyiasati dengan meningkatkan keamanan bagi tamu-tamu. Operator ini yang pertama memberlakukan kebijakan untuk tiap lima perahu didampingi satu perahu rescue. Mereka yang pertama melengkapi perahu rescue dengan tim medis. Antisipasi keadaan darurat dengan memelopori tim rescue darat menggunakan mobil off road. Kalau terjadi apa-apa, seperti mendadak banjir, evakuasi bisa dilakukan dengan lebih cepat.

Cikandang
Salah satu kiat dalam berusaha adalah meniru keberhasilan usaha. BJ yang pertama di Citarik, berasal dari pengelola arung jeram di Sungai Ayung, Ubud, Bali. Pada gilirannya pengelola di Sungai Ayung, Ubud Bali adalah operator arung jeram di banyak sungai terkemuka dunia yang berawal dari keberhasilan di Sungai Colorado,AS. Loddy Korua pun berawal dari BJ sebelum ia mengelola Arus Liar.
Rupanya usaha getok tular ini pun menjangkit ke kawasan lain di Jawa Barat. Di Sungai Cisadane dan hulu Ciliwung pun ada yang mengelola kegiatan arung jeram. Memang tidak sebesar dan seterkenal di Citarik. Sedangkan yang baru di Sungai Cikandang, Garut.
Bila Citarik telah terkelola rapi, Sungai Cikandang, Bungbulang, Garut justru menanti kehadiran investor. Dengan sejumlah kelebihan, Cikandang dipandang punya potensi sebagai pilihan wisata arung jeram. Apalagi saat berjalan menuju lokasi start kita disuguhi aneka panorama. Jalurnya juga menantang. Dari aspal mulus hingga medan off-road berbatu-batu.
Sungai yang punya tingkat kesulitan 3 – 4 itu telah lama diarungi para pehobi arung jeram. Walau tak ada data pasti, namun sejak akhir sembilan puluhan Cikandang berhasil merayu kedatangan para petualang. Mereka datang dari mana-mana. Dari tingkat lokal hingga luar daerah, seperti Jakarta, Bogor, Bandung, Bali dan lainnya.
Bagi wisatawan pencari kenikmatan adrenalin alias olahraga pacu jantung itu, Cikandang adalah tempat yang tepat. Karakteristik jeram yang menantang dan layak diarungi berbalut dengan panorama alam. Tebing-tebing batuan andesit dengan selingan akar pohon tua amat memanjakan mata. Di daerah datar, tumbuh permukiman penduduk yang jumlahnya tak banyak.
Pesona alami berpadu dengan jeram yang penuh kejutan tentu membuat rasa penasaran para petualang. Tiap kali mata menatap rangkaian jeram yang ganas, seolah hati ini bergetar. Kadang getaran itu berupa kekhawatiran, bahkan mungkin ketakutan. Tapi yang lebih sering, getaran itu hampir persis seperti giuran ”syuur” ketika seseorang menatap wanita berparas cantik.
Air sungai berhulu di Gunung Papandayan ini amat jernih. Polusi masih jauh dari sini. Tak ada pabrik dan perilaku jorok pengaruh kota besar. Penduduk lebih banyak memanfaatkan derasnya sungai sebagai pembangkit listrik tenaga air berupa kincir.
Lokasi finish yang dekat dengan pesisir selatan pantai Desa Cijayana, Bungbulang makin menambah keasyikan. Empat ratus meter di depan, mata disuguhi panorama pantai. Jadi kalau mau berlanjut dengan penyisiran pantai, sungguh sesuai dengan idaman.

Sulit Bisnis
Menurut Fajar Bakri dari Boogie Adventure Club, Cikandang jadi favorit petualang gara-gara debit airnya yang cenderung stabil. Walau surut saat kemarau, jeram sungai ini tak banyak yang hilang. ”Kita masih bisa menikmati jeram ber-grade tiga. Tantangannya juga masih ada.” Keistimewaan itu tentu amat memanjakan para petualang. Cikandang tak kenal musim pengarungan.
Kondisi itu tampaknya tak banyak dijumpai di sungai-sungai Jawa Barat. Maraknya penebangan liar di kawasan hulu tentu berdampak langsung bagi debit air sungai. Itu sebabnya, saat kemarau, operator wisata arung jeram di sungai Sungai Citarik menjerit.
Variasi jeram yang tergolong komplet, juga menjadi daya tarik tersendiri. Ini diakui Bakri. Di sungai ini, manuver yang dilakukan haruslah tepat. Bila salah langkah, hanya dalam hitungan beberapa detik perahu akan mengalami flip (terbalik). Atau lengah sedikit, tubuh bakal tertendang jeram.

”Di Cikandang, kita nggak perlu nunggu lama buat dapat jeram. Beberapa meter dari lokasi start, di depan sudah ada jeram ”selamat datang”. Apa nggak asyik tuh,” ujar Adiningrat, pehobi arung jeram bersemangat. Buat yang pertama kali turun, tentu kejutan itu terasa istimewa.
Selain jeram ”selamat datang”, ada sederet jeram dengan tingkat kesulitan tinggi yang telah menunggu. Sebut saja, Jeram Bangkai, Jeram Sobek, Jeram Erlan Hole, Jeram Tepung, Jeram Batu Nunggul, Jeram Panjang, Jeram Anis, Jeram Parakan Lubang dan Jeram Goodbye. Selama empat jam, kita bisa menikmati semua itu.
Walau punya sederet kelebihan, bukan berarti Cikandang jadi favorit di mata operator arung jeram. Jauhnya perjalanan ke lokasi start menjadi hambatan tersendiri. Ini jelas mempengaruhi perhitungan harga jual dan waktu kegiatan. Meski begitu, beberapa operator dan klub pecinta alam memasukkan nama Cikandang dengan option khusus.
Kata Bakri, dulu ada operator bernama You Can Raft yang coba menjual potensi wisata sungai ini. Tapi itu tak berlangsung lama. Mahalnya harga paket, membuat para peminat surut. Padahal mereka telah membuat paket terpadu. Racikan antara kemping di hutan, arung jeram dan diakhiri dengan offroad.
”Lamanya kegiatan itu, juga berpengaruh untuk paket wisata yang ditawarkan. Orang kan biasanya pengen arung jeram buat ngisi waktu weekendnya. Nah, sekarang kalau kita ke sini (Cikandang), paling tidak butuh waktu minimal tiga hari,” ujar Bakri yang dibenarkan dengan anggukan oleh Adi. Bakri lantas berharap, pembangunan jalan lintas selatan Jawa Barat dapat selesai dalam waktu dekat. Dengan begitu, investor pun datang untuk menggarap. Apalagi bila didukung oleh pemerintah daerah.

Pull Up Board

Pull Up Board

Untuk menunjang latihan fisik buat Climber, lebih baik kita punya Pull Up Training Board sendiri, ini barang kalo gak mo repot bisa dibeli di toko2 yg menyediakan perlengkapan kegiatan outdoor. Ada banyak ukuraran dan model, ini ada beberapa contoh yg diambil dari beberapa website yg menjual barang tersebut.



ini yg dari kayu


Nah, berhubung di Indonesia ini rada susah nyari barang kaya gitu, apa lagi untuk yang berdomilisi diluar kota2 besar, maka lebih baik kita sedikit berkreasi dengan membuat sendiri.

Disini akan diilustrasikan bagaimana pembuatannya, tapi mari kita bahas dulu pengaplikasiannya.

Setelah nanti Pull Up Boardnya jadi, bisa dipasang di atasnya kusen pintu / pintu kamar dimana kita sering lewat atau yg jarang dilewatin orang banyak sekalipun itu dirumah kita sendiri. Contoh pemasangannya seperti ini..

atau

Pada gambar kedua, itukan keliatan dasarnya adalah papan dan untuk pegangannya dari climbing hold atau disini lebih dikenal dengan istilah ”point”. Kalo emang gak mau repot yah bisa ajah beli point seperti itu atau pakai yg kita bikin sendiri [lihat artikel "Membuat Point Climbing"] tinggal dipasang dipapan dan di baut ke tembok diatas kusen pintu.

Tapi seumpama mo sedikit repot / susah dapetin point / mo lebih irit, masri kita berkreasi dengan bahan besi siku / besi L, papan dan dyna bold.

Bahan-bahan yg diperlukan :

- Papan kayu keras [jangan kayu borneo, kalo bisa minimal dari kayu jati belanda / kayu nangka] dengan ketebalan minumal 15 mm supaya gak mudah patah / belah. Lebar 15 cm Panjang 50 cm

- Dyna Bold 7 cm, 5 buah

- Besi L / Besi Siku, Lebar 5 cm Panjang 45 cm Tebal 3 mm

- Kayu reng [kayu keras] à untuk membuat model lainnya

Peralatan yang diperlukan :

- Gergaji

- Bor [mesin / tangan / manual sama ajah]

- Mata Bor Kayu

- Mata Bor Tembok

- Mata Bor Besi à untuk bolongin besi siku, kalo gak mau repot, bisa minta bolongin di tukang besi

- Kunci pass / Kunci Hex

Cara buat :

  1. Pastikan kayu yg dipilih adalah jenis kayu keras, seperti kayu jati, nangka, jati belanda, ulin atau sejenisnya
  2. Kalau mau yg halus, papan bisa di serut dulu sebelum dipotong
  3. Potong papan sepanjang 50 cm
  4. Buat lubang di pojok kanan-kiri bagian atas untuk penempatan dynabold
  5. Ambil besi L / Besi siku yg sudah dipotong sepanjang 45 cm, lalu dilubangi 3 buah tersebar merata disatu sisi, jangan melubangi terlalu dekat dengan ujung agar tidak mudah patah
  6. Pasang besi L / besi siku yg sudah dilubangi tsb ke badan papan, lalu lubangi lagi papan sesuai dengan lubang yg ada di besi L / besi siku
  7. Ukur posisi penempatannya di atas kusen pintu, lalu tandai titik-titik yang harus dilubangi
  8. Lubangi tembok dengan menggunakan bor tembok, leboh baik sedikit lebih panjang dari panjang dynabold yang akan digunakan, tapi hati2 jangan sampai tembus tembok
  9. Pasang dynabold-nya dan kencangkan

Catatan :

- Sebaiknya penempatan tinggi board sedikit lebih tinggi dari jangkauan terjauh dalam artian kita harus jinjit untuk meraih pegangannya dengan maksud supaya sewaktu melakukan pull up kita tidak perlu menekuk kaki terlalu banyak

Informasi Tambahan :

Pengunaan :

Alternatif Design :


Pull Up yng benar :

Selamat berkarya dan berlatih..!!

Saturday 17 January 2009

BERKATA

BERKATA YANG BAIK ATAU DIAM

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam telah bersabda : "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia berkata baik atau diam, barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tetangga dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tamunya".

(HR. Bukhari dan Muslim)

Penjelasan :

Kalimat "barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat", maksudnya adalah barang siapa beriman dengan keimanan yang sempurna, yang (keimanannya itu) menyelamatkannya dari adzab Allah dan membawanya mendapatkan ridha Allah, "maka hendaklah ia berkata baik atau diam" karena orang yang beriman kepada Allah dengan sebenar-benarnya tentu dia takut kepada ancaman-Nya, mengharapkan pahala-Nya, bersungguh-sungguh melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan-Nya. Yang terpenting dari semuanya itu ialah mengendalikan gerak-gerik seluruh anggota badannya karena kelak dia akan dimintai tanggung jawab atas perbuatan semua anggota badannya, sebagaimana tersebut pada firman Allah :

"Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati semuanya kelak pasti akan dimintai tanggung jawabnya". (QS. Al Isra' : 36)

dan firman-Nya:

"Apapun kata yang terucap pasti disaksikan oleh Raqib dan 'Atid". (QS. Qaff : 18)

Bahaya lisan itu sangat banyak. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam juga bersabda:

"Bukankah manusia terjerumus ke dalam neraka karena tidak dapat mengendalikan lidahnya".

Beliau juga bersabda :

"Tiap ucapan anak Adam menjadi tanggung jawabnya, kecuali menyebut nama Allah, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah kemungkaran".

Barang siapa memahami hal ini dan beriman kepada-Nya dengan keimanan yang sungguh-sungguh, maka Allah akan memelihara lidahnya sehingga dia tidak akan berkata kecuali perkataan yang baik atau diam.

Sebagian ulama berkata: "Seluruh adab yang baik itu bersumber pada empat Hadits, antara lain adalah Hadits "barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia berkata baik atau diam". Sebagian ulama memaknakan Hadits ini dengan pengertian; "Apabila seseorang ingin berkata, maka jika yang ia katakan itu baik lagi benar, dia diberi pahala. Oleh karena itu, ia mengatakan hal yang baik itu. Jika tidak, hendaklah dia menahan diri, baik perkataan itu hukumnya haram, makruh, atau mubah". Dalam hal ini maka perkataan yang mubah diperintahkan untuk ditinggalkan atau dianjurkan untuk dijauhi Karena takut terjerumus kepada yang haram atau makruh dan seringkali hal semacam inilah yang banyak terjadi pada manusia.

Allah berfirman :

"Apapun kata yang terucapkan pasti disaksikan oleh Raqib dan 'Atid". (QS.Qaaf : 18)

Para ulama berbeda pendapat, apakah semua yang diucapkan manusia itu dicatat oleh malaikat, sekalipun hal itu mubah, ataukah tidak dicatat kecuali perkataan yang akan memperoleh pahala atau siksa. Ibnu 'Abbas dan lain-lain mengikuti pendapat yang kedua. Menurut pendapat ini maka ayat di atas berlaku khusus, yaitu pada setiap perkataan yang diucapkan seseorang yang berakibat orang tersebut mendapat pembalasan.

Kalimat "hendaklah ia memuliakan tetangganya...., maka hendaklah ia memuliakan tamunya" , menyatakan adanya hak tetangga dan tamu, keharusan berlaku baik kepada mereka dan menjauhi perilaku yang tidak baik terhadap mereka. Allah telah menetapkan di dalam Al Qur'an keharusan berbuat baik kepada tetangga dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda :

"Jibril selalu menasehati diriku tentang urusan tetangga, sampai-sampai aku beranggapan bahwa tetangga itu dapat mewarisi harta tetangganya".

Bertamu itu merupakan ajaran Islam, kebiasaan para nabi dan orang-orang shalih. Sebagian ulama mewajibkan menghormati tamu tetapi sebagian besar dari mereka berpendapat hanya merupakan bagian dari akhlaq yang terpuji.

Pengarang kitab Al Ifshah mengatakan : "Hadits ini mengandung hukum, hendaklah kita berkeyakinan bahwa menghormati tamu itu suatu ibadah yang tidak boleh dikurangi nilai ibadahnya, apakah tamunya itu orang kaya atau yang lain. Juga anjuran untuk menjamu tamunya dengan apa saja yang ada pada dirinya walaupun sedikit. Menghormati tamu itu dilakukan dengan cara segera menyambutnya dengan wajah senang, perkataan yang baik, dan menghidangkan makanan. Hendaklah ia segera memberi pelayanan yang mudah dilakukannya tanpa memaksakan diri". Pengarang juga menyebutkan perkataan dalam menyambut tamu.

Selanjutnya ia berkata : Adapun sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam "maka hendaklah ia berkata baik atau diam" , menunjukkan bahwa perkatan yang baik itu lebih utama daripada diam, dan diam itu lebih utama daripada berkata buruk. Demikian itu karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam dalam sabdanya menggunakan kata-kata "hendaklah untuk berkata benar" didahulukan dari perkataan "diam". Berkata baik dalam Hadits ini mencakup menyampaikan ajaran Allah dan rasul-Nya dan memberikan pengajaran kepada kaum muslim, amar ma'ruf dan nahi mungkar berdasarkan ilmu, mendamaikan orang yang berselisih, berkata yang baik kepada orang lain. Dan yang terbaik dari semuanya itu adalah menyampaikan perkataan yang benar di hadapan orang yang ditakuti kekejamannya atau diharapkan pemberiannya


Wassalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuhu,



Sunday 11 January 2009

Blog Projeck


Hari ini ak memulai mengedit blog,yang dulunya hanya lewat hp dengan alamat http://www.goway576.blogspot.com.untuk/ yang sudah mau menggunjungi saya ucapin trimakasih.Aku baru blajar bikin blog lhoo so ak tunggu masukan&komentarnya.

Saturday 10 January 2009

Embun pagi



Thursday 1 January 2009

Action




Naik PRAMAKS


Pertama kali aku naek kereta.Prambanan ekspres dari kutoarjo ke stasiun jogja.